Kebayang kan? Lesung adalah alat tradisional untuk menumbuk padi misahin dari gabah. Lesung banyak ditemukan di desa. Sampai sekarang lesung masih ada dan dipakai di desa-desa. Lesung untuk numbuk padi umumnya bentuknya besar seperti di atas. Foto di atas adalah lesung hasil hunting kami. Setelah sekian lama nyari dan nggak dapet yang sreg, mbak Ari Antik (salah satu "supplier" kami di Yogya) kasih penawaran lesung di atas. Lesung ini dari pohon nangka agak nggak awet ya, tapi panjang dan bentuknya seperti yang kami butuhin. So, lesung akhirnya melayang ke Jakarta. Ada beberapa perubahan yang kami buat di lesung tsb supaya sesuai dengan kebutuhan kami. Mau tau lesung itu kami jadikan apa? Lihat yuuuk...
Yup betul! Lesungnya jadi meja. Awalnya mau kami buat meja meeting dengan kaca, tapi setelah diliat2 lesung itu lebih pas untuk tempat majalah dan koran di kantor kami. Btw kantor kadang banyak tamu yang akan ikut assessment atau training. Mereka butuh 'dimanjakan', salah satunya kami sediakan banyak bacaan selain game2 dan TV cable Indovision.
Wah lesungnya naik pangkat, yang tadinya di lapangan, dibawah panas matahari atau diisi beras dan dipukul2 pake alu, sekarang bertengger di ruang ber-AC, diisi bacaan, bahasan Inggris pula...ho...ho...lesungnya gegar budaya kali ya, abis sering dengerin orang ngomong Jawa or Bali jadi liat tulisan2 di Jakarta Post....:)
Ada lesung lain yang akhirnya benar2 kami fungsikan sebagai meja. Aslinya seperti ini (sama dapet dari mbak Ari Antik):
GAMBAR MEJA (sorry belum ke foto)
Ada saudara yang bawa pengasuh bayi dari desa dan orangnya sudah berumur, kami panggil dia si mbah. Nah, si mbah ini datang ke rumah kami dan terheran-heran liat lesung yang biasa dia pake buat numbuk beras bertengger di ruang tamu kami. "Lho kok ono lumpang neng kamar tamu tho?", yang artinyaaaaa "Lho kok ada lumpang di kamar tamu ya?" (lumpang adalah sebutan lain untuk lesung). Seperti biasa kami bingung menjelaskannya. Maklum dari dunia lain.
Ada juga lesung kecil yang lebih sering dipake buat numbuk bumbu, seperti jahe, kuning dan saudara2nya. Sebagian orang nyebutnya lumpang. Nah, kalau yang kecil ini, aku lebih suka untuk pake sebagai asesoris, contohnya dibawah ini:
Dengan manisnya lesung mungil ini nemplok di salah satu ruang di kantor. Sedikit kami tambahin pemanis, dengan tanaman mungil, patung di bagian bawah dan nggak ketinggalan batu-batu wise word yang kami letakkan di rongganya.
Sesuai sama nafas bisnis kantornya, dimana2 ada insipirasi / reminder tentang perilaku, tentang manusia, tentang sikap dan bla..bla..bla...
Belum ada tanggapan untuk "Lesung oh lesung"
Post a Comment