Mengapa jalan itu harus bercabang
Ego mimpikan jalan tak mendua
Kutersentak mengingat mimpiku
Mimpi akan cumbumu yang hilang
Mimpi akan birahimu yang lenyap
Mimpi?
Yah, memang semua itu mimpi bagiku
Kumerintih mengingat mimpimu
Mimpi akan belaianku yang fana
Mimpi akan birahiku yang pergi
Mimpi?
Yah, memang semua itu mimpi bagimu
Jalan bercabang
Ku berbelok tak menentu
Kau berbelok merimba
Tajam berbatu mendarah-darah
Tusukan duri yang memerih
Jurang terrtawa menganga di depan dua jalan itu
Mengapa kita terbius?
Mengapa kita terlena?
Mimpikah itu?
Mampukah kita membelokkan jalan itu kembali?
Peluh terbayang mengucur
Emosi terbayang terkuras
Waktu terbayang tak ada habisnya
Ah, tapi kuingin jalan itu kembali menyatu
Mimpikah aku, sayang?
(8 Juli 2007)
Belum ada tanggapan untuk "MIMPIKAH?"
Post a Comment