ARTI SEBUAH KEMENANGAN

Seharusnya tulisan ini dibuat Juni lalu. But the first semester of 2011 was the most hectic time for me. Gosssh......so many workssssss to do, so many targets and tension. Maraton ngeladenin klien ke luar kota, motivating & preparing Bima Anggara to fight at national competition, preparing CISV delegation to go to Modena Italy, becoming a volunteer for AFS to select Indonesian young ambassador to go to US & Europe and also my routine activity as KBPA's volunteer.......argggghh...... Ooh satu lagi: preparing my girl's college who will come home from Italy after 1 year program of AFS.........Busyet dah!

Andai badan bisa di-copas enak betul kali ya?

Semua sudah berlalu, dan Alhamdulillah semua berakhir dengan sangat baik setelah berdarah-darah....:). Back to my posting title: "Arti Sebuah Kemenangan" yang kutulis untuk ananda Bima (You have a very wonderful and meaningfull life journey for this year, handsome). Tahun lalu kutulis sepenggal cerita tentang Bima dan storytelling (Storytelling, What a Wonderfull Tool). Tulisan ini adalah versi cerita bersambung dari tulisan tersebut.

Bonnie Blair salah satu atlet Amerika terbaik mengatakan: Winning doesn’t always mean being first, winning means you’re doing better than you’ve done before. Sebuah kata-kata bijak yang memacu kita untuk tidak merasa putus asa. Maju ke kancah lomba, pertandingan atau apapun yang bersifat kompetisi pastilah membawa beban bagi diri seseorang. Termasuk juga bagi Bima seorang ABG yang baru akan menginjak usia 14 tahun saat itu. Beban sebagai juara propinsi Jawa Barat tahun lalu yang tidak berhasil mendapatkan medali di kancah nasional dan hanya menjadi finalis merupakan beban psikologis besar. Andaikan aku berada dalam kondisi Bima, mungkin situasinya akan lebih parah karena aku relatif lebih mudah stres dibandingkan Bima yang sebetulnya merupakan anak yang sangat easy going.

Seperti yang kutulis di Storytelling, What a Wonderfull Tool, bagi kami sebagai orangtua Bima kekalahan di tahun lalu tetaplah kemenangan karena tidak semua anak akan mampu mencapai prestasi Bima, dimana sebagai murid kelas 1 SMP mampu menjadi juara propinsi dan finalis nasional. It's not about win or loss. It's about how people can develop themselves through storytelling. Namun Bima hanyalah anak-anak yang mungkin belum mampu memahami filosofi sedalam itu.

Sejak akhir 2010 pergolakan diri Bima untuk kembali maju bertarung di Festival Seni & Lomba Siswa Nasional (FLS2N) cabang english storytelling makin kentara. Lomba demi lomba untuk testing the battle ground mulai dijalaninya. Jakarta, Bekasi, Serpong semua dijabanin untuk melihat talent-talent dan potensi 3 propinsi (DKI, Jabar dan Banten). Naik turunnya emosi, rasa percaya diri, denial dan sebagainya muncul bergantian semasa itu. Belum lagi tuntutan akademik yang tinggi di sekolah Bima mengharuskan setiap 2 minggu sekali Bima harus menjalani weekly test.

Singkat kata setelah melalui berbagai lomba dan bisa mendapatkan peta calon competitor, Bima pun maju ke FLS2N tingkat Kotamadya Bekasi. Daaaang! Pertarungan pun dimulai. Ini adalah awal kompetisi untuk menuju tingkat nasional. Kalau Bima lolos dari tingkat Kotamadya, baru Bima bisa masuk ke tingkat Propinsi dan akhirnya tingkat nasional.

Motivasi Bima makin mengendur karena salah satu competitor di tingkat Kotamadya sempat mengalahkan Bima di sebuah lomba di Serpong. Saat itu Bima hanya menjadi juara 3 walaupun penonton memihak Bima sebagai favorit mereka. Satu competitor lainnya juga sempat mengalahkan Bima di lomba lainnya, dimana Bima hanya menjadi juara 2. Bisa dibayangkan betapa mindernya Bima sebagai juara bertahan harus menghadapi competitors yang sempat mengalahkannya dalam ajang yang lebih kecil. Wuih, semua tehnik dan jurus motivasi pun harus dikeluarkan untuk membantu Bima. Syukur kerjasama kami dengan Miss Yuli pendamping Bima dari GPS berjalan baik.

Saat itu Bima maju dengan semangat kalah. Aaaah kasian sekali anak ganteng ini. Ternyata Bima memang belum sanggup memanage dirinya. Namanya juga anak-anak.... Hanya ini yang akhirnya bisa kulakukan, merengkuhnya dan mataku pun menatap tajam pada bola mata Bima. Lihat mata Ibu nak, dengarkan apa yang Ibu bilang: JANGAN PERNAH TAKUT UNTUK KALAH. Do your best, jangan pikirkan menang atau kalah. Apapun hasilnya you are still my hero, man.

Jujur sebetulnya tingkat stresku lebih menggelora saat itu. Tapi Bima tidak boleh tahu itu. Aaah, tidak ada manusia yang menginginkan kekalahan bukan? Manusiawi jika di dasar hati kami mengharapkan Bima kembali memenangkan kompetisi ini. Di atas kertas berdasarkan perhitungan matematis Bima mempunyai kans besar untuk kembali menjadi juara 1 walaupun ada beberapa competitor yang berat. Semua sangat tergantung kualitas juri, dan hanya Tuhan yang tau tentang itu.

Detik demi detik terasa begitu lama dan mendebarkan dalam ajang tingkat Kotamadya tersebut. Dan setelah semua berlalu, kami menengok ke belakang ternyata tingkat Kotamadya ini memang merupakan ujian terberat bagi Bima untuk mampu keluar dari pergulatan dirinya.

Akhir cerita menyimpulkan bahwa ternyata aku under estimate terhadap Bima. Walaupun berbagai sikap seperti denial, reaksi formasi dan lainnya ditunjukkan oleh Bima, di atas pentas Bima tetap mampu memanage dirinya, memukau serta membuat juri dan penonton terbahak-bahak. Aku pun berteriak dalam hati: that is my man!!

Jujur lagi, kalau Allah menempatkanku di panggung itu, mungkin kehancuran yang akan kutunjukkan. Ah, ternyata Bima mampu keluar dari cangkang kekhawatirannya. Entah apa yang merasukinya, tapi aku percaya bahwa untuk sampai pada taraf itu Bima harus bekerja keras mengalahkan dirinya sendiri. Aku pun tersenyum dan bersyukur: terima kasih ya Allah untuk cobaan ini, karena tanpa cobaan ini Bima nggak akan bertambah dewasa. Matur nuwun Gusti.

Bima pun menjadi juara 1 tingkat Kotamadya dan berhak mewakili Kotamadya Bekasi di tingkat Propinsi Jawa Barat. Pertisiwa pun berulang di tingkat Propinsi, namun Bima sudah lebih mampu menguasai dirinya. Di titik ini Bima buta terhadap competitors-nya karena belum pernah bertemu dengan wakil seluruh Kota dan Kabupaten Jabar lainnya. Singkat kata Bima bisa dengan lebih rileks menata dirinya dan menunjukkan kebolehannya, termasuk saat menghadapi sesi tanya jawab dengan juri setelah penampilannya. Aku tidak pernah tau darimana datangnya sikap rileks dan kreativitasnya menjawab dengan bahasa Inggris yang jauh di atas rata-rata tersebut dan membuat juri kebingungan untuk bertanya ulang. Kalau mengingat ke belakang aku hanya bisa tersenyum membayang Bima kecil hobi berteriak "I kick your butt" sebagai kalimat favorit bahasa Inggrisnya yang pertama.

Bima pun kembali menjadi juara 1 propinsi Jawa Barat. Naaaaah, menuju tingkat nasional adalah beban besar lainnya. Bima masih trauma dengan kekalahannya tahun lalu dan di sisi lain Jawa Barat sendiri menargetkan untuk kembali merebut gelar juara umum yang sempat direbut Jawa Tengah tahun lalu. Dan Bima definitely diberi beban untuk mendapatkan medali. Gosh, he is just a kid!

Bagaikan film, fase-fase bergejolaknya emosi dan percaya diri Bima kembali muncul saat menginjakkan kaki di Makassar untuk mengikuti tingkat nasional. Dan wuuuush....! Seperti yang sudah di-trace dan dipetakan sebelumnya, Bima pun harus bertemu dan bertarung dengan wakil Jawa Tengah yang tahun lalu juara 2, dan wakil Banten yang sempat mengalahkan Bima di sebuah lomba di Serpong. Senyum dan sapa pun ditunjukkan Bima, tapi begitu berbalik sampai di kamar Bima pun mulai keluar penyakit childish-nya.

Apa lagi yang bisa kuperbuat sebagai orang tua sekaligus coach Bima? Sama halnya dengan yang dilakukan di tingkat Kotamadya, satu kalimat ini yang meluncur kembali dari bibirku: JANGAN PERNAH TAKUT KALAH, nak. Aku paham bahwa Bima tidak ingin mengalami kekalahan kedua kalinya di tingkat nasional. Dan trauma akan kualitas juri tahun lalu yang dipertanyakan masih membayanginya.

Belajar dari kesalahanku bersikap under estimate terhadap kematanga Bima, aku pun mengajak Bima untuk bertukar pikiran, untuk melihat suatu resiko akan pertandingan, dimana ada kekalahan dan ada kemenangan. Jika takut untuk kalah, kuajak Bima untuk mundur saat itu juga, which is aku tau hal itu tidak mungkin dilakukannya karena Bima membawa nama propinsi secara formal. Kuajak Bima untuk merenungi bahwa walaupun ia kalah ia akan tetap dikenang sebagai pemenang propinsi 2x berturut-turut, yang mana belum pernah ditunjukkan oleh siswa manapun sebelum ini di Jawa Barat.

Setelah kupikir-pikir lagi momen ini tidak hanya membuat Bima belajar dan berkembang, tapi aku dan mas Sunu sebagai orangtua juga banyak belajar. Tepatnya belajar untuk lebih menghargai kemampuan Bima yang sudah mulai mampu diajak berpikir logika dan analitis. Yup, he is not a kid anymore.

Karena itu kuajak juga Bima untuk mempelajari profil competitors-nya dan membandingkan dengan profil dirinya, kelebihan dan kekurangan dirinya. Bima pun pelan namun pasti merasa yakin akan adanya kelebihan yang tidak dimiliki competitors-nya. Di tingkat nasional ini tidak ada peserta yang memiliki english skill jelek, dan semua mampu tampil memukau dengan kemampuan acting masing-masing. Kuajak Bima untuk menganalisa bahwa ada 1 hal yang tidak muncul di diri competitors yang kebetulan justru merupakan kelebihan Bima. ABG ini pun kuajarkan cara melakukan SWOT analysis (strength-weakness-opportunity-threat analysis) yang biasa dilakukan di dunia bisnis. He... he...

Bima pun akhirnya menemukan personal brand dirinya, sebagai story teller yang kocak. Dia pun mulai mampu mendefinisikan dirinya bukan sebagai badut namun mampu tampil membawakan cerita yang bermakna dan cerdas dengan gaya kocak. Lagi-lagi jujur bahwa tidak mudah melakukan hal tersebut. Dibutuhkan kesabaran berlapis-lapis untuk membimbing Bima melakukan hal tersebut. Ah, ternyata Allah juga sedang membantuku untuk menjadi lebih sabar......:)

Bima tampil maksimal di ajang nasional, dan menjadi salah satu favorit penonton dan juri, sehingga tidak heran bila akhirnya Bima menjadi juara 3 mendapatkan medali perunggu. Suatu hasil yang begitu memuaskan setelah perjuangan berat yang dilakukan Bima selama ini.

Untuk Bima pribadi kemenangan inilah yang dicari karena Bima masih dalam masa pembentukan identitas diri. Namun bagi kami bukan kemenangan itu yang kami dapatkan, namun kemenangan akan diri Bima untuk keluar dari rendah dirinya, kemenangan Bima untuk memahami kelebihan dan kekurangan dirinya. Itu semua tidak mungkin didapatkan oleh Bima tanpa cobaan dan ketegangan yang mungkin sengaja diciptakan Allah bagi Bima. Seperti pepatah mengatakan: "Orang yang kuat itu bukanlah yang dapat mengalahkan orang lain, tetapi yang dapat mengalahkan dirinya sendiri".

Jalan masih panjang nak, teruslah berjuang untuk mencapai kemenangan dalam hidupmu.

(Ayah & Ibu)

Foto-foto tentang Bima di FLS2N bisa dilihat di sini.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "ARTI SEBUAH KEMENANGAN"

Post a Comment