Tulisan Sahabat

Dua puluh empat tahu lalu tulisan ini ditorehkan oleh seorang sahabat. Seorang sahabat yang sampai dengan detik ini masih mampu menjaga persahabatannya tidak hanya denganku, tetapi juga dengan anak-anakku dan suamiku, walaupun kami terpisahkan oleh benua.

Nilai persahabatan yang tak ternoda itu membuatku bersyukur bahwa masih ada manusia yang mau bersahabat tulus denganku, setelah segelintir penusukan yang dilakukan orang-orang yang mengaku sahabat dalam hidupku.

Ini adalah salah satu tulisannya yang paling favorit untukku:

“Bumi telah selesai berputar. Tak kan jumpa lagi dia dengan mentari atau rembulan. Segala yang disebut hangat, semua yang disebut indah, tak kan tersua lagi. Semuanya pekat. Lukisan hidupnya tak perlu menunggu fajar untuk goresan terakhir. Tak guna pula menyalakan lilin atau pelita. Semuanya siap dalam gelap. Sebab semuanya pekat. Hitam. Tanpa garis, tanpa lengkung, tanpa bunga, tanpa awan”
(Semarang 1985-1986)


Semua tulisannya terekam rapi dalam sebuah buku kecil yang sampai dengan saat ini masih terpelihara, bukan lagi olehku namun oleh gadisku. Sebuah warisan kata nan indah.

Terima kasih sahabat, thank you sis.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tulisan Sahabat"

Post a Comment